Jumat, 22 November 2019

PENGERTIAN KREDIT


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKAN

pengertian Penjualan tunai adalah merupakan salah satu bentuk transaksi dari barang dan jasa. Dalam transaksi penjualan secara tunai ini, penjual langsung menyerahkan barang  kepada pihak pembeli setelah pembeli membayar uang kepada penjual. 

Definisi penjualan tunai menurut Mulyadi (2000;455)  “Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan  dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli”. 

     Transaksi penjualan tunai dikatakan telah terlaksana apabila perusahaan telah pembayaran 
 dari pelanggan atas barang ataupun jasa yang kemudian akan diserahkan oleh perusahaan   
kepada pelanggan. Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli 
 melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh  perusahaan, barang kemudian
 diberikan pada pembeli dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh perusahaan. 















BAB II
PEMBAHASAN

Dokumen–dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut : 

1)      Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam  berbagai informasi yang diperlukan manajemen mengenai transaksi penjulan tunai. Formulir faktur penjualan tunai dapat digunakan untuk merekam data mengenai nama pembeli, alamat pembeli, tanggal transaksi, kode dan nama barang, kuantitas, harga satuan, jumlah harga, nama dan kode pramuniaga, otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi. 

2)      Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank dibuat tiga lembar, dan diserahkan ke bank bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditanda tangani dan dicap oleh bank sebagai tanda bukt i penyetoran kas ke bank.   

3)      Pita Register Kas
Dokumen ini dihasilkan pada bagian kassa dengan cara mengoperasikan mesin register kas. Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh bagian kassa dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.   

4)      Rekap Harga Penjulaan
Dokumen ini digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Dokumen ini merupakan pendukung bagi pembuatan memorial guna mencatat harga pokok pendukung produk yang dijual. 

Catatan-catatan yang digunakan  dalam prosedur penjualan tunaiI adalah : 

1)      Jurnal Penjualan
Jurnal Penjualan digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan tiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu dalam jurnal penjualan  tiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk satu jenis produk tersebut. 


Jurnalnya adalah sebagai berikut : 
Kas       xxx 
Penjualan       xxx 
Harga Pokok Penjualan     xxx 
Persediaan Barang Dagang    xxx 

2)      Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber diantaranya dari penjualan tunai. 
Kas      xxx 
Penjualan      xxx 

3)      Jurnal Umum
Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus, misalnya harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. 

4)      Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan dibagian akuntansi untuk mengawasi mutasi persediaan barang yang disimpan digudang. 

5)      Kartu Gudang 
Catatan diselenggarakan dibagian gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan digudang. Dalam transaksi penjualan tunai kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual. Kartu gudang juga dibutuhkan untuk mengetahui jumlah persediaan terakhir dari barang dagangan sehingga dapat diketahui jumlah nominal akun. 
Berbeda dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pembeli pada waktu transaksi penjualan, maka penjualan kredit pembayarannya dapat diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh penjual dan pembeli. 
Defenisi penjualan kredit menurut Mulyadi (2001;220)  “Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut”. 

Sesuai dengan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan penjualan kredit yaitu transaksi penjualan yang dilakukan tetapi pembayarannya menggunakan jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan bersama. Untuk mendapatkan pengawasan intern yang baik pada penjualan kredit perlu disusun prosedur tertentu  yang menggambarkan arus dokumen dan tata cara pencatatan penjualan kredit yang harus diperhatikan adalah :


1)      Surat Order Pengiriman
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada kepala bagian pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dan jumlah spesifikasi seperti yang tertera diatas dokumen tersebut. Dalam hal pemberian surat order pengiriman dilakukan oleh bagian gudang dan memberikan otorisasi kepada bagian pengiriman barang.   

2)      Faktur Penjualan
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirimkan pada pelanggan. Jumlah lembar faktur yang dkirim kepada pelanggan adalah tergantung dari permintaan pelanggan. 
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur penjualan kredit adalah: 

1)      Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan kredit. Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan tiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu dalam jurnal penjualan disediakan kolom – kolom untuk mencatat penjualan menurut produk tersebut. 
Kas       xxx 
Piutang Usaha       xxx 
Harga Pokok Penjualan      xxx 
Persediaan Barang Dagang     xxx  

2)      Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap –  tiap debiturnya. Dalam metode pencatatan piutang tertentu, buku piutang ini tidak diselenggarakan dan digantikan fungsinya dengan arsip faktur penjualan menurut abjad. 

3)      Kartu Persediaan
            Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi tentang rincian mutasi tiap jenis persediaan. 
Prosedur Sistem Akuntansi Penjualan 
Prosedur dan sistem merupakan hal mutlak dan sangat diperlukan demi kelangsungan perusahaan. Sistem akuntansi terdiri atas beberapa prosedur, yang tergantung pada aktifitas perusahaan, biasanya saling berkaitan dan berbeda sesuai dengan sifat dan kebutuhan masing-masing. 

Menurut Mulyadi (2001;15) prosedur adalah ”Suatu ukuran klerikal, biasanya melibatkan orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin secara seragam transaksi perusahaan secara berulang-ulang”.  

Kegiatan klerikal  (clerical operations)  yang dimaksud terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, buku besar yaitu 
menulis, menggandakan, menghitung, memberikan kode,  mendaftar,  memilih (mensortasi), memindah dan membandingkan. 



Seluruh prosedur yang ditetapkan manajemen digunakan untuk mengamankan harta perusahaan dari kelalaian / kesalahan (error), kecurangan (founds) ataupun kejahatan (irregularities). Pengendalian intern juga merupakan salah satu prosedur  –  prosedur yang dilakukan perusahaan dengan tujuan mengamankan aktiva perusahaan dan meningkatkan keakuratan serta dapat dipercayai  data akuntansinya.  Sehingga manajemen perusahaan membuat prosedur – prosedur untuk melindungi harta perusahaan dari pencurian dan kerusakan fisik yang mungkin terjadi. 

Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diberikan pada pembeli dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh perusahaan. 

Dokumen–dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut : 
1)  Faktur Penjualan Tunai 
2)  Bukti Setor Bank 
3)  Pita Register Kas   
4)  Rekap Harga Penjualan   

Catatan–catatan yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah : 
1)  Jurnal Penjualan 
2)  Jurnal Penerimaan Kas 
3)  Jurnal Umum 
4)  Kartu Persediaan 

Unit organisasi yang terkait dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut: 
1)  Bagian Order Penjualan 
2)  Bagian Kassa 
3)  Bagian Gudang 
4)  Bagian Pengiriman Barang  
5)  Bagian Kartu Persediaan 
6)  Bagian Jurnal, Buku Besar dan Laporan 
Prosedur Penjualan Kredit 
Berbeda dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pembeli pada waktu transaksi penjualan, maka penjualan kredit pembayarannya dapat diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh penjual dan pembeli. 
Untuk mendapatkan pengawasan intern yang baik pada penjualan kredit perlu disusun prosedur tertentu yang menggambarkan arus dokumen dan tata cara pencatatan penjualan kredit yang harus diperhatikan adalah : 
1)  Surat Order Pengiriman 
2)  Faktur Penjualan 

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur penjualan kredit adalah: 
1)  Jurnal Penjualan 
2)  Kartu Piutang 
3)  Kartu Persediaan   

Unit–unit organisasi yang terkait dalam prosedur penjualan kredit adalah: 
1)  Bagian Order Penjualan 
2)  Bagian Kredit 
3)  Bagian Gudang 
4)  Bagian Pengiriman Barang 
5)  Bagian Piutang 
6)  Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya 
7)  Bagian Jurnal Buku Besar dan Laporan 












BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
            Seluruh prosedur yang ditetapkan manajemen digunakan untuk mengamankan harta perusahaan dari kelalaian / kesalahan (error), kecurangan (founds) ataupun kejahatan (irregularities). Pengendalian intern juga merupakan salah satu prosedur-prosedur yang dilakukan perusahaan dengan tujuan mengamankan aktiva perusahaan dan meningkatkan keakuratan serta dapat dipercayai  data akuntansinya.  Sehingga manajemen perusahaan membuat prosedur – prosedur untuk melindungi harta perusahaan dari pencurian dan kerusakan fisik yang mungkin terjadi.

3.2. SARAN                                                                                                                          
Kami berharap bawa dengan makala ini kami membuat untuk pengetahuan kita tentan bidan sistem informasi akuntansi.


Daftar Pustaka:

Mulyadi, (2001),  Sistem Informasi Akuntansi,  Edisi Ke Tiga,  Penerbit  Salemba  Empat,  Jakarta 


0 komentar:

Posting Komentar